391 Jamaah Calon Haji Kloter 40 Jeneponto-Maros Resmi Menyandang Status Haji

Berita, Daerah, Nasional27 Dilihat

JENEPONTOLIBERNAS.COM | Sebanyak 391 jamaah calon haji dari Kloter 40 asal Jeneponto dan Maros resmi menyandang gelar haji setelah menuntaskan prosesi pelemparan jumrah aqabah, yang merupakan salah satu rukun wajib dalam ibadah haji. Pelaksanaan dilakukan pada 10 Dzulhijjah 1446 H, bertepatan dengan 6 Juni 2025 M, di kawasan jamaraat, Mina, Arab Saudi.

Laporan langsung dari petugas haji daerah, H. Alfian Afandi Syam, menyebutkan bahwa pelaksanaan pelemparan jumrah berjalan dengan penuh kekhusyukan dan semangat spiritual tinggi. Jarak sekitar 6 kilometer dari tenda Mina menuju jamaraat ditempuh jamaah dengan penuh keikhlasan, meski dihadapkan pada suhu ekstrem yang mencapai lebih dari 45°C.

Untuk jamaah lanjut usia dan yang tergolong risiko tinggi, prosesi pelemparan dibadalkan oleh petugas haji yang telah ditunjuk secara resmi.

Setibanya di jamaraat, para jamaah melaksanakan pelemparan tujuh batu kecil ke arah jumrah aqabah, sebuah pilar simbolik sebagai bentuk penolakan terhadap godaan dan sifat buruk manusia. Usai melempar, sebagian jamaah langsung menunaikan tahallul dengan mencukur atau memotong rambut, baik di sekitar jamaraat maupun kembali ke tenda Mina.

Tenda jamaah haji Jeneponto berada di Maktab 65, satu area dengan beberapa kloter lain dari Embarkasi Makassar maupun embarkasi lain. Di lokasi ini pula, para jamaah melaksanakan tradisi khas asal Sulawesi Selatan, yakni Appatompo Aji, sebagai bentuk simbolik telah sahnya seseorang menjadi haji.

“Insya Allah seluruh jamaah dan petugas haji Kloter 40 UPG akan menjadi haji yang mabrur,” tutur Hamoddin Dg Tinggi, pembimbing ibadah yang memimpin rangkaian prosesi dengan penuh khidmat.

Selanjutnya, pada 11 Dzulhijjah, akan dilakukan pemotongan hewan kurban yang juga dikoordinasi oleh pembimbing ibadah. Jamaah kemudian akan melanjutkan prosesi melempar tiga jumrah—Ula, Wustha, dan Aqabah—yang akan berlangsung hingga 13 Dzulhijjah sebagai bagian dari ritual mabit di Mina.

Setelah seluruh rangkaian ibadah selesai, jamaah akan kembali ke Mekkah untuk tinggal sementara di hotel yang telah disiapkan sebelum bersiap pulang ke tanah air.

Sebelumnya, seluruh jamaah telah menunaikan wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah, kemudian bermalam di Muzdalifah dan melanjutkan perjalanan menuju Mina. Perjalanan sebagian besar jamaah dilakukan dengan berjalan kaki sejauh 7 km, sementara jamaah lansia dan risiko tinggi difasilitasi dengan bus.

Dr. Ika Novianti, atau yang akrab disapa dr. Opy, selaku dokter kloter melaporkan bahwa secara umum kondisi kesehatan jamaah stabil. “Ada beberapa jamaah yang mengalami batuk dan demam ringan akibat suhu yang tinggi dan udara kering, namun sejauh ini kondisi mereka tertangani dengan baik,” jelasnya.

Ia juga terus mengingatkan jamaah untuk menjaga daya tahan tubuh dengan rutin mengonsumsi air putih dan menggunakan masker demi menghindari dehidrasi serta gangguan saluran pernapasan. (MUh Ikbal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *