LIBERNAS.COM,TAKALAR – Sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Mahasiswa Pembebasan Rakyat menggelar aksi unjuk rasa di depan Mapolres Takalar, Senin (tanggal bisa ditambahkan), memprotes lambannya penanganan sejumlah kasus hukum yang dinilai mangkrak.
“Ada pelanggaran terhadap supremasi hukum di Polres Takalar,” teriak Aditya Chokas, salah satu orator aksi.
Ia menyoroti dua kasus pengeroyokan di wilayah Bontomatene dan Lantang yang hingga kini belum menemui titik terang. “Pelaku tidak ditahan, prosesnya berlarut-larut. Ini mencederai rasa keadilan bagi korban dan keluarganya,” sambungnya.
Aditya, yang juga dikenal sebagai pentolan HMI Takalar, mempertanyakan komitmen penegakan hukum yang berkeadilan di Polres Takalar. “Hari ini kami mempertanyakan keberpihakan pada nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab,” tegasnya.
Orator lain, Suardi, bahkan menuding adanya dugaan kongkalikong dalam proses penanganan perkara tersebut. “Kasus pengeroyokan yang sudah jelas terekam dalam video, tapi penindakannya lambat,” ujarnya.
Dilansir dari tribun.com,dalam menanggapi aksi tersebut, Kasat Reskrim Polres Takalar, AKP Hatta, menyatakan bahwa kedua kasus tersebut tengah dalam proses penanganan.
“Kasus di Bontomatene sudah ditangani. Perkaranya saling lapor sehingga prosesnya sedikit lebih kompleks. Sementara untuk kasus di Lantang, satu terduga pelaku telah diamankan, sisanya masih dalam pengejaran,” jelasnya.
Akibat aksi demonstrasi tersebut, satu lajur Jalan Jenderal Sudirman terpaksa ditutup. Arus lalu lintas dari arah selatan menuju Makassar dialihkan melalui jalan depan Kantor Kejaksaan Negeri Takalar.
(*)