JENEPONTO – LIBERNAS.COM | Kondisi ruas jalan di lingkungan Alluka, Kelurahan Tamanroya, Kecamatan Bontoramba, kian memprihatinkan. Setiap musim hujan, jalan ini kerap tergenang air akibat buruknya sistem drainase, diperparah dengan status wilayah sebagai daerah langganan banjir, Minggu (11/5/2025).
Padahal, ruas ini memiliki peran strategis sebagai jalur alternatif tercepat yang menghubungkan ibu kota Kecamatan Bontoramba ke jalur poros utama Jeneponto–Makassar.
Jalan beton sepanjang kurang lebih 1 kilometer ini dikenal sebagai salah satu jalur yang aman dari titik buta (blind spot) dan cukup nyaman dilalui, terutama bagi truk pengangkut hasil bumi seperti jagung dari Bontoramba maupun Kabupaten Gowa.
Sejak pembangunan Jembatan Alluka pada tahun 2018 yang menghubungkan Alluka–Tamanroya ke Paranga, Desa Lentu, ruas ini semakin ramai dilalui masyarakat.
Jalur tersebut menjadi favorit karena mempersingkat waktu tempuh dan relatif aman dibandingkan jalur lain.
Namun dalam beberapa tahun terakhir, kondisi jalan semakin memburuk. Sekitar 200 meter jalan dilaporkan mengalami kerusakan berat berupa lubang dalam dan permukaan rusak, sementara 100 meter lainnya rusak sedang hingga ringan. Genangan air yang terus terjadi mempercepat kerusakan struktur jalan.
Warga berharap ada perhatian serius dari pemerintah daerah untuk segera memperbaiki jalan ini.
Selain demi keselamatan pengguna jalan, perbaikan juga penting guna mendukung kelancaran distribusi hasil pertanian dari pelosok ke pusat kota.
“Kami sangat berharap pemerintah segera turun tangan. Ini bukan sekadar jalan lingkungan, tapi akses penting bagi mobilitas warga dan ekonomi daerah,” ungkap salah satu tokoh masyarakat setempat.(Amir lewa)