Kegiatan FIELD TRIP Manasik Haji Cilik di Asrama Haji Sudiang Diduga Jadi Ajang Bisnis, Melibatkan TK-PAUD Takalar

Uncategorized119 Dilihat

LIBERNAS,COM.TAKALAR – Seorang orang tua siswa dari salah satu TK-PAUD di Takalar mengeluhkan kegiatan Field Trip Manasik Haji Cilik yang digelar di Asrama Haji Sudiang. Keluhan tersebut terkait dengan biaya yang dibebankan kepada orang tua siswa, yang ternyata jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang tercantum dalam daftar biaya resmi panitia.

Menurut orang tua siswa, biaya yang dibebankan kepada orang tua siswa laki-laki adalah Rp. 200.000 dan untuk siswa perempuan Rp. 170.000, sementara dalam daftar biaya panitia, disebutkan bahwa biaya untuk siswa laki-laki adalah Rp. 110.000 dan untuk siswa perempuan Rp. 100.000.

Orang tua siswa merasa bahwa kegiatan tersebut hanya dijadikan ajang bisnis, mengingat adanya selisih pembayaran yang cukup besar dibandingkan dengan biaya yang sudah disepakati sebelumnya.

“Biaya yang dibebankan lebih tinggi dari yang terdaftar, ini jelas merugikan kami sebagai orang tua. Kami merasa kegiatan ini lebih mengarah pada bisnis,” kata salah seorang orang tua siswa pada 2 Desember 2024.

Ketua K3S Kecamatan Polut, yang juga merupakan penanggung jawab kegiatan tersebut, mengungkapkan melalui pesan WhatsApp bahwa kegiatan ini tidak melibatkan Dinas Pendidikan Takalar secara langsung. Menurutnya, kegiatan tersebut adalah outing sekolah yang merupakan bagian dari modul ajar guru pendidikan agama Islam di TK dan termasuk dalam program kerja KKG PAI PAUD TK.

“Jumlah peserta ada 372 orang dari dua kecamatan. Kegiatan ini tidak dipaksakan dan sudah disepakati dengan orang tua siswa setelah melalui rapat,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa semua pembayaran dilakukan langsung oleh orang tua siswa ke pelaksana kegiatan di Asrama Haji Sudiang melalui masing-masing sekolah.

Dilansir dari Media Kabar 21.com Kepala Bidang PAUD Dinas Pendidikan Takalar, yang dikonfirmasi mengenai kegiatan tersebut, mengaku tidak mengetahui adanya kegiatan Field Trip Manasik Haji Cilik tersebut. “Kami tidak tahu ada kegiatan seperti itu, tidak ada penyampaian sama sekali ke Dinas,” kata Ibu Kabid PAUD.

Ia menegaskan bahwa apabila ada kegiatan seperti ini yang melibatkan TK-PAUD, seharusnya ada pemberitahuan dan koordinasi dengan Dinas Pendidikan karena TK-PAUD berada di bawah naungan Dinas Pendidikan. “Nanti saya panggil K3S-nya untuk klarifikasi lebih lanjut,” tambahnya.

Sementara itu, Arsyadleo, seorang penggiat anti-korupsi di Takalar, menilai adanya ketidakharmonisan antara Dinas Pendidikan dan sekolah-sekolah TK-PAUD di Takalar. Ia menilai bahwa kegiatan ini seharusnya dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan, mengingat TK-PAUD merupakan bagian dari naungan Dinas Pendidikan.

“Kegiatan Field Trip Manasik Haji Cilik yang melibatkan TK-PAUD dan orang tua murid tanpa koordinasi dengan Dinas Pendidikan jelas menunjukkan adanya masalah dalam hubungan antara Dinas dan sekolah-sekolah TK-PAUD,” ujar Arsyadleo.

Ia juga mengkritik tingginya biaya yang dibebankan kepada orang tua siswa, yang jauh lebih tinggi dari yang tertera dalam daftar biaya panitia. “Untuk siswa laki-laki, biaya yang tercantum adalah Rp. 110.000, tetapi orang tua diminta membayar Rp. 200.000. Begitu juga untuk siswa perempuan, yang tercantum Rp. 100.000 tetapi dibebankan Rp. 170.000,” tegas Arsyadleo.

Ia pun meminta agar Kepala Dinas Pendidikan Takalar segera memanggil dan mengevaluasi K3S PAUD di Takalar terkait hal ini.

(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *